Banyak orang melihat hasil karya desaln arsitektur berupa wujud / wadah yang kasat mata, berupa
sebuah bangunan yang menjulang megah di atas sebidang tanah, seolah-olah merupakan bangunan
yang mati tanpa nilai atau makna yang berarti. Prinsip para pengguna bangunan dari karya desain
arsitektur ini adalah bagaimana mereka dapat menggunakan dan memfungsikan bangunan ini dengan
nyaman, luncar dan aman, lengkap dengan fasilitas pelayanan yang diinginkannya saat melakukan
aktifitasnya di dalam hangunan tersebut. Begitu juga orang lain yang bukan pengguna bangunan ini
dapat menikmati indahnya bangunan karena tampilan estetika yang unik dan menarik. Namun kalau
kita mau mengkaji lebih dalam lagi bahwa sebuah karya desain arsitektur disamping tuntutan
tersebut di atas tentunya diperlukan juga suatu nilai-nilai yang tidak dapat diujudkan dalam bentuk
wadah (bangunan) yaitu suatu nilai filosofi yang mendasari terciptanya bangunan tersebut. Melalui
kajian ini, dengan acuan dasar pada sludi pustaka dan pengamatan hasil-hasil karya desain
arsitektur, yang sudah ada dengan topik materi Makna Filosofi dalam Karya Desain Arsilektur,
memberikan gambaran tentang pentingnya konsep filosofi dalam suatu desain arsitektur, sehingga
suatu karya arsitektur bukan hanya sekedar sebuah bangunan mati yang megah menjulang di atas
tanah saja. Namun sebuah karya desain arsitektur yang mempunyai nilai dan makna filosofi yang
tinggiyang seolah-olah mempunyai "roh" yang hidup.
1. PENDAHULUAN
Sebuah karya desain arsitektur tidak
sekedar hanya wujud ruang dan wadah rupa,
yang mempunyai nilai tatanan ruang dan rupa
yang secara estetika dapat dinikniati dan
secara struktural/konstruksi dapat dibangun
dengan aman, tanpa ada rasa kekahawatiran
roboh bagi penghuninya saja. Suatu karya
arsitektur yang utuh adalah disamping nilai
estetika dan kekuatan dalam struktur dituntut
pula suatu nilai atau makna yang tidak dapat
diwujudkan dalam bentuk dan wujud yang
kasat mata yaitu suatu karya yang mempunyai
nilai filosofi yang tinggi.
Karya Rancangan Arsitektur adalah
usulan gubahan tingkungan binaan sebagai
karya arsitektur, dan dengan demikian
menampilkan dan mengkomunikasikan
kualitas, nilai dan makna arsitektural sebagai
kekuatan utamanya (Yoseph.P, 2003).
Arsitektur terbentuk karena ruang
(space) dan bentuk (form), bentuk sendiri
terkait dengan suatu keindahan. Bentuk
arsitektur tidak hanya keindahan yang kasat
mata/fisiknya saja yang diinginkan, tetapi di
balik fisik ada sesuatu yang tidak kasat mata
yaitu suatu "makna" yang terkandung dalam
suatu beni uk yang indah (Krisnawati.E,
2001).
Tuntutan dalam suatu desain / rancangan
arsitektur ada 5(lima) aspek yaitu :
1. Aspek Filosofis
2. Aspek Sosial/Ekonomis
3. Aspek Struktural
4. Aspek Estetika
5. Aspek Arsitektural
Dengan demikian disamping aspek
soslal/ ekonomis, aspek Struktural, aspek
estetika dan aspek arsitektural, maka aspek
filosofis merupakan unsur yang tidak bisa
ditinggalkan dalam proses perancangan
arsitektur.
Dari hal tersebut di atas bahwa suatu
rancangan arsitektur yang utuh tidak akan meninggalkan
aspek filosofis sebagai penunjang
yang utama dalam proses karya rancangan
arsitektur agar hasil karya im dalam bentuk
fisik mempunyai nilai-nilai filosofis yang
tinggi.
Melalui pembahasan materi makna
filosofi dalam karya desain arsitektur,
mencoba untuk mengkaji pentingnya aspek
nilai filosofi dalam proses desain arsitektur
2. KARYA RANCANGAN ARSITEKTUR
Seperti yang telah diungkap di atas
bahwa hasil dari suatu karya rancangan
arsitektur adalah mengubah suatu lingkungan
alam menjadi suatu lingkungan binaan dalam
suatu tatanan gubah ruang tatanan gubah
wadah dan rupa sebagai karya arsitektur yang
menampilkan dan mengko-munikasikan
kualitas, nilai dan makna arsitek-tural sebagai
kekuatan utamanya.
Arsitektur memiliki banyak pengertian,
yaitu proses gubahan ruang atau sebagai
wadah untuk menampung kegiatan yang
merupakan bagian aiau salah satu saja.
Pengcrtian yang lebih dalam dari rancangan
karya arsitektur adalah pengertian yang
bersesuaian dengan pengertian yang menunjuk
pada "tampilan dan komunitas, nilai dan
makna arsitektural". Pengertian seperti itu
secara langsung menunjuk pada rupa, wujud
atau bentuk arsitektur, bukanlah pada ruang
arsitektur. Dengan demikian, hal ihwal
gubahan ruang dan atau pewadahan kegiatan
diletakkan didalam kehadiran dan keberadaan
rupa/bentuk arsitektur itu.
Arsitektur sudah barang tentu adalah
gubahan ruang dan gubahan rupa. Dari
pengamatan empirik atas perlakuan terhadap
sebuah bangunan gedung, peluang perubahan
dan pergantian terhadap bangunan lebih
banyak terjadi pada penggunaan ruang dan
sangat sedikit merubah rupa dan bentuk atau
sering saja dikatakan fungsi bisa saja berubah
sedangkan bentuknya tetap. Apa lagi nilai
filosofis yang ada pada bangunan ini tetap ada,
sehingga dalam proses konservasi baik itu
merupakan renovasi, revitalisasi maupun
rehabilitasi maka konsep filosofis yang ada
pada bangunan tersebut tetap menjiwai dalam
pebentukan penampilan yang baru.
Setiap rancangan arsitektur adalah
sebuah gambaran mengenai masa yang akan
datang (furture), mengenai esok hari, atau apa
yang hari ini ada akan menjadi berubah di hari
esok. Dengan demikian, sangat wajar bila
rancangan arsitektur menunjukkan perbedaan
terhadap yang hari ini dan yang silam. Dalam
i.itik ekstrimnya, rancangan arsitektur lalu
berpeluang untuk menjadi trend maker, dan
peluang ini menjadi semakin menantang bila
dikaitkan dengan pengertian arsitektur sebagai
gubahan rupa/ bentuk. (Yoseph.S, 2003).
Dengan demikian, menangani arsitektur
adalah menangani hari esok tanpa harus meninggalkan
masa silam; menikmati rancangan
arsitektur adalah memindahkan diri kita yang
berada dalam ruang waktu hari ini menjadi diri
kita berada pada ruang dan waktu esok hari.
Visi atas esok hari, sebagai konsekuensinya
menjadi konteks yang melingkungi
penciptaan, apresiasi dan kritik maupun
penghakiman (judgement) atas karya
rancangan arsitektur. Konsekuensinya seorang
arsitek harus dapat menempatkan dirinya di
hari esok (prelection) serta mengetahui apa
yang terjadi dimasa yang silam sebagai
pertim-bangan dalam menghasilkan karya
desainnya.
Konsep karya rancangan arsitektur adalah
usulan hari esok yang digambarkan di hari
ini. Dengan demikian, sebuah karya rancang
arsitektur adalah sebuah perubahan atas
terhadap hari ini.
Untuk itulah sebuah karya
rancang/desain arsitektur mempunyai dasardasar
rancangan sebagai berikut:
1. Rancangan merupakan usulan atas hari
esok yang lebih baik/bermakna daripada
hari ini .
2. Kehariesokkan rancangan pertama-tama
tertuangkan pengungkapannya pada
gubahan rupa.
3. Gubahan ruang memiliki derajat
fleksibilitas yang tinggi.
Sedangkan penolok (criteria) yang perlu
diper-hatikan adalah :
1. Kehariesokkan :
- Kreatifitas modifikasi atau
transformasi rupa / wujud arsitektur
budayaNusantara.
- Kreatifitas dalam wujud
kombinasi wujud arsitektur masa
lalu dan arsitektur moderen (post
modern).
- Kemampuan untuk memperbaiki /
mempermolek lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar