Jumat, 12 Agustus 2016

MAKNA FILOSOFI DALAM KARYA DESAIN ARSITEKTUR

Banyak orang melihat hasil karya desaln arsitektur berupa wujud / wadah yang kasat mata, berupa sebuah bangunan yang menjulang megah di atas sebidang tanah, seolah-olah merupakan bangunan yang mati tanpa nilai atau makna yang berarti. Prinsip para pengguna bangunan dari karya desain arsitektur ini adalah bagaimana mereka dapat menggunakan dan memfungsikan bangunan ini dengan nyaman, luncar dan aman, lengkap dengan fasilitas pelayanan yang diinginkannya saat melakukan aktifitasnya di dalam hangunan tersebut. Begitu juga orang lain yang bukan pengguna bangunan ini dapat menikmati indahnya bangunan karena tampilan estetika yang unik dan menarik. Namun kalau kita mau mengkaji lebih dalam lagi bahwa sebuah karya desain arsitektur disamping tuntutan tersebut di atas tentunya diperlukan juga suatu nilai-nilai yang tidak dapat diujudkan dalam bentuk wadah (bangunan) yaitu suatu nilai filosofi yang mendasari terciptanya bangunan tersebut. Melalui kajian ini, dengan acuan dasar pada sludi pustaka dan pengamatan hasil-hasil karya desain arsitektur, yang sudah ada dengan topik materi Makna Filosofi dalam Karya Desain Arsilektur, memberikan gambaran tentang pentingnya konsep filosofi dalam suatu desain arsitektur, sehingga suatu karya arsitektur bukan hanya sekedar sebuah bangunan mati yang megah menjulang di atas tanah saja. Namun sebuah karya desain arsitektur yang mempunyai nilai dan makna filosofi yang tinggiyang seolah-olah mempunyai "roh" yang hidup.

1. PENDAHULUAN 
    Sebuah karya desain arsitektur tidak sekedar hanya wujud ruang dan wadah rupa, yang mempunyai nilai tatanan ruang dan rupa yang secara estetika dapat dinikniati dan secara struktural/konstruksi dapat dibangun dengan aman, tanpa ada rasa kekahawatiran roboh bagi penghuninya saja. Suatu karya arsitektur yang utuh adalah disamping nilai estetika dan kekuatan dalam struktur dituntut pula suatu nilai atau makna yang tidak dapat diwujudkan dalam bentuk dan wujud yang kasat mata yaitu suatu karya yang mempunyai nilai filosofi yang tinggi. Karya Rancangan Arsitektur adalah usulan gubahan tingkungan binaan sebagai karya arsitektur, dan dengan demikian menampilkan dan mengkomunikasikan kualitas, nilai dan makna arsitektural sebagai kekuatan utamanya (Yoseph.P, 2003). Arsitektur terbentuk karena ruang (space) dan bentuk (form), bentuk sendiri terkait dengan suatu keindahan. Bentuk arsitektur tidak hanya keindahan yang kasat mata/fisiknya saja yang diinginkan, tetapi di balik fisik ada sesuatu yang tidak kasat mata yaitu suatu "makna" yang terkandung dalam suatu beni uk yang indah (Krisnawati.E, 2001). Tuntutan dalam suatu desain / rancangan arsitektur ada 5(lima) aspek yaitu : 1. Aspek Filosofis 2. Aspek Sosial/Ekonomis 3. Aspek Struktural 4. Aspek Estetika 5. Aspek Arsitektural Dengan demikian disamping aspek soslal/ ekonomis, aspek Struktural, aspek estetika dan aspek arsitektural, maka aspek filosofis merupakan unsur yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses perancangan arsitektur. Dari hal tersebut di atas bahwa suatu rancangan arsitektur yang utuh tidak akan meninggalkan aspek filosofis sebagai penunjang yang utama dalam proses karya rancangan arsitektur agar hasil karya im dalam bentuk fisik mempunyai nilai-nilai filosofis yang tinggi. Melalui pembahasan materi makna filosofi dalam karya desain arsitektur, mencoba untuk mengkaji pentingnya aspek nilai filosofi dalam proses desain arsitektur


2. KARYA RANCANGAN ARSITEKTUR 
   Seperti yang telah diungkap di atas bahwa hasil dari suatu karya rancangan arsitektur adalah mengubah suatu lingkungan alam menjadi suatu lingkungan binaan dalam suatu tatanan gubah ruang tatanan gubah wadah dan rupa sebagai karya arsitektur yang menampilkan dan mengko-munikasikan kualitas, nilai dan makna arsitek-tural sebagai kekuatan utamanya. Arsitektur memiliki banyak pengertian, yaitu proses gubahan ruang atau sebagai wadah untuk menampung kegiatan yang merupakan bagian aiau salah satu saja. Pengcrtian yang lebih dalam dari rancangan karya arsitektur adalah pengertian yang bersesuaian dengan pengertian yang menunjuk pada "tampilan dan komunitas, nilai dan makna arsitektural". Pengertian seperti itu secara langsung menunjuk pada rupa, wujud atau bentuk arsitektur, bukanlah pada ruang arsitektur. Dengan demikian, hal ihwal gubahan ruang dan atau pewadahan kegiatan diletakkan didalam kehadiran dan keberadaan rupa/bentuk arsitektur itu. Arsitektur sudah barang tentu adalah gubahan ruang dan gubahan rupa. Dari pengamatan empirik atas perlakuan terhadap sebuah bangunan gedung, peluang perubahan dan pergantian terhadap bangunan lebih banyak terjadi pada penggunaan ruang dan sangat sedikit merubah rupa dan bentuk atau sering saja dikatakan fungsi bisa saja berubah sedangkan bentuknya tetap. Apa lagi nilai filosofis yang ada pada bangunan ini tetap ada, sehingga dalam proses konservasi baik itu merupakan renovasi, revitalisasi maupun rehabilitasi maka konsep filosofis yang ada pada bangunan tersebut tetap menjiwai dalam pebentukan penampilan yang baru. Setiap rancangan arsitektur adalah sebuah gambaran mengenai masa yang akan datang (furture), mengenai esok hari, atau apa yang hari ini ada akan menjadi berubah di hari esok. Dengan demikian, sangat wajar bila rancangan arsitektur menunjukkan perbedaan terhadap yang hari ini dan yang silam. Dalam i.itik ekstrimnya, rancangan arsitektur lalu berpeluang untuk menjadi trend maker, dan peluang ini menjadi semakin menantang bila dikaitkan dengan pengertian arsitektur sebagai gubahan rupa/ bentuk. (Yoseph.S, 2003). Dengan demikian, menangani arsitektur adalah menangani hari esok tanpa harus meninggalkan masa silam; menikmati rancangan arsitektur adalah memindahkan diri kita yang berada dalam ruang waktu hari ini menjadi diri kita berada pada ruang dan waktu esok hari. Visi atas esok hari, sebagai konsekuensinya menjadi konteks yang melingkungi penciptaan, apresiasi dan kritik maupun penghakiman (judgement) atas karya rancangan arsitektur. Konsekuensinya seorang arsitek harus dapat menempatkan dirinya di hari esok (prelection) serta mengetahui apa yang terjadi dimasa yang silam sebagai pertim-bangan dalam menghasilkan karya desainnya. Konsep karya rancangan arsitektur adalah usulan hari esok yang digambarkan di hari ini. Dengan demikian, sebuah karya rancang arsitektur adalah sebuah perubahan atas terhadap hari ini. Untuk itulah sebuah karya rancang/desain arsitektur mempunyai dasardasar rancangan sebagai berikut: 1. Rancangan merupakan usulan atas hari esok yang lebih baik/bermakna daripada hari ini . 2. Kehariesokkan rancangan pertama-tama tertuangkan pengungkapannya pada gubahan rupa. 3. Gubahan ruang memiliki derajat fleksibilitas yang tinggi. Sedangkan penolok (criteria) yang perlu diper-hatikan adalah : 1. Kehariesokkan : - Kreatifitas modifikasi atau transformasi rupa / wujud arsitektur budayaNusantara. - Kreatifitas dalam wujud kombinasi wujud arsitektur masa lalu dan arsitektur moderen (post modern). - Kemampuan untuk memperbaiki / mempermolek lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar